June 01, 2013

WALAU SAMPAH ORGANIK, JANGAN BUANG KE LAUT!

Tidak ada yang asing dengan indahnya laut dan pantai, tak ada yang aneh dengan derasnya ombak lautan, tak ada yang tidak mengakui keberagaman biota-biota laut, tak ada yang terpukau dengan hamparan luasnya laut, tapi ada yang salah, ya hanya ada satu yang salah, salah dengan cara orang-orang yang berani mengubah birunya laut menjadi tempat pembuangan sampah.

Tahun lalu, saya mengadakan perjalanan ke daerah Anyer. Sudah tentu objek wisata yang saya kunjungi adalah pantai. Walaupun berbeda dengan pantai-pantai yang pernah saya kunjungi sebelumnya, beberapa hari disana saya nikmati dengan berada di sekitaran Pantai Pasir Carita.

Pikiran saya tersentak, saat di pagi hari, seorang ibu membersihkan halaman depan villa dan membuang seluruh sampah-sampah dedaunan yang ada langsung ke pinggiran pantai. Gejolak terjadi saat saya ingin menasehati ibunya tetapi teman-teman saya menyatakan demikian “gapapa kalau sampah daun organik kan bagus buat ekosistem lautnya”. Namun, saya tidak begitu puas dengan jawaban itu. Inilah alasan saya menulis artikel ini.

sampah-sampah dedaunan

Sampah sebenarnya bisa menjadi teman bagi laut, terutama sampah-sampah organik (Organic Waste). Dedaunan yang dibuang di laut dapat menjadi pengurai dalam ekosistem laut. Bila dalam ukuran / volume kecil, sampah-sampah organik yang dibuang ke laut dapat terurai dan tidak menyebakan dampak negatif.

  • Organic Waste tersebut akan membutuhkan mikro-organisme yang ada di dasar laut untuk menguraikannya. Tahukah anda? Untuk melakukan proses penguraian tersebut dibutuhkan O2 (Oksigen). Bayangkan bila semakin banyak sampah organik yang dibuang, maka semakin banyak pula O2 yang dibutuhkan. Akibatnya, terjadilah penurunan kadar O2 lokal. Bila oksigen berkurang, yang dirugikan adalah biota-biota laut itu sendiri.

  • Tak hanya itu, Organic Waste dalam jumlah yang besar juga dapat mempengaruhi keadaan lingkungan laut. Keseimbangan ekologis laut akan mulai terganggu karena banyaknya zat-zat seperti Nitrogen & Fosfor yang terkandung dalam Organic Waste dalam volume besar.


  • Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Oleh fitoplankon, senyawa fosfat yang berasal dari sampah organik itu akan diabsorpsi untuk masuk dalam rantai makanan. Perhatian, jika semakin banyak sampah organik, maka kadar fosfat dalam air laut meningkat dan terjadi ledakan populasi fitoplankton. Akibatnya, populasi fitoplankton yang besar dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Hal yang sama pun terjadi akibat unsur nitrogen yang melebihi batas kewajaran.

  • Singkatnya adalah dari unsur-unsur dalam Organic Waste tersebut, bila dalam volume besar dapat memicu tumbuhnya tumbuhan alga beracun yang nantinya dapat mengubah keseimbangan fauna di laut.


Kalau biota-biota laut sudah rusak, masih benarkah membuang sampah walaupun itu sampah organik ke dalam laut?

Sudah saatnya kita memikirkan kelestarian laut di masa depan. Satu sampah, sampah apapun itu, akan mempengaruhi keindahan laut itu sendiri. Sehingga mulai saat ini, mari mengubah pola pikir demi menjaga si biru. #SaveOurBlue


NB: Beberapa penjelasan di dalam artikel ini saya dapatkan melalui pembicaraan melalui twitter terhadap our Earth Mother, Nay Nadine (@NayNadine)

3 comments:

  1. Dipalembang nggag ada pantai :)
    #SaveOurSungaiMusi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar.
      sungai juga perlu dijaga loh.
      karena dari kebersihan sungai akan mencerminkan kehidupan lingkungan sekitarnya juga.

      Delete
  2. sayang, orang-orang masih nggak terlalu tahu tentang bahaya sampah yang dibuang ke laut atau ke pantai ini.
    #saveourblue

    ReplyDelete